Sabtu, 04 April 2020

Tugas Opini_Decoding The Economic of Covid 19_cece sutisna 17010314


 
Opini dari materi Decoding The Economic of Covid 19
Prolog
Akhir tahun 2019, Dunia di hebohkan dengan kejadian di Kota Wuhan, Negara RRC/Cina. Wabah Virus Corona yang sekarang diberi nama Virus Covid19. Banyak korban berjatuhan sehingga Pemerintah Cina memberlakukan Karantina atau Lockdown di Kota Wuhan.

Ternyata virus ini menyebar ke seluruh dunia, tidak terkecuali ke Indonesia. Awal tahun 2020, kita mulai terjangkit dari Jakarta lalu Bodatabek sampai ke Provinsi-provinsi di Indonesia, menurut laporan pemerintah RI, hanya Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Gorontalo yg belum ada laporan Pasien Potif Covid19.

Imbas dari masalah ini tentu saja masalah perekonomian masyarakat Indonesia, belum kunjung naik pertumbuhan ekonomi, ditambah hutang Luar Negeri yang besar, sekarang di hantam wabah virus yang mau tidak mau membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih berat lagi. Para pekerja sektor non formal yang paling terpukul karena mereka mengandalkan pemasukan harian yang terputus gara-gara masalah tersebut. Bisa dilihat dari para Ojol, pedagang kaki lima maupun pedagang-pedagang besar di pasar-pasar, mall ataupun toko-toko.

Para pengusaha pun ikut kewalahan karenanya, disamping sepinya pasar juga di tambah dengan peliburan karyawan-karyawannya untuk bekerja di rumah, sementara Gaji, bonus dll tetap harus dibayarkan.

Sebagai Wirausahawan jelas hal ini pun sangat berdampak, mulai dari modal, aung kas sampai ke keuntungan atau kerugian.


Opini

Sebagai seorang wirausahawan kecil, situasi sekarang sangat tidak menentu, pilihannya Bertahan berusaha atau diam untuk sementara waktu sambil menunggu alternative lain untuk  perbaikan? Keduanya adalah pilihan yang berat dan membutuhkan konsentrasi serta mental yang kuat dan tahan secara berkesinambungan.

Ingin bertahan dan tetap melanjutkan usaha, tetapi banyak kerugian yang diakibatkan oleh tidak ada nya pembeli / konsumen yang membeli karena mereka takut untuk keluar rumah, dan pos-pos keuangannya dipakai untuk membeli kebutuhan bahan pokok saja, sehingga  besar pasak daripada tiang karena modal dan biaya operasional tetap harus keluar, tetapi hasilnya tidak ada keuntungan malah yang ada adalah kerugian, belum lagi sdm / pekerja yang tetap harus digaji walaupun tidak ada penghasilan, karena hal ini sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi.

Mau berdiam dahulu dan melihat kondisi yang akan dating, tetap aja ada pengorbanan yang harus dilaksanakan, mulai dari phk karyawan walaupun tidak banyak tetapi tetap merngeluarkan biaya pesangon, belum barang-barang yang sudah ada perlu biaya perawatan walaupun tidak menguntungkan, selain itu biaya sewa, listrik, bahan bakar dan yang terutama biaya kebutuhan rumah yang harus dipenuhi dan tidak bisa ditunda. Setiap hari adanya hanya pengeluaran, dan tidak ada pemasukan.
Maka keputusannya adalah tetap bertahan berusaha dengan melakukan beberapa perubahan/penghematan atau inovasi yang baru dan tidak mengeluarkan biaya besar atau kalau bisa tanpa biaya.

Internet lah menjadi solusi nya, dengan berjualan online, penawaran online serta promosi via grup-grup WA, social media twitter, instagram, FB dll. Walaupun tidak menjamin kemajuan tetapi minimal bisa sekedar bertahan daripada menjadi hilang sama sekali. Walau bagaimana pun, keputusan harus diambil, seperti kata teori Kondisi Tidak Pasti (Uncertainty) Dibawah kondisi Tidak Pasti, Keputusan yang diambil penuh dengan ketidakpastian, probabilitas hasil dari pengambilan keputusan tersebut tidak diketahui.

Bidang usaha yang harus diambil adalah :
1. Pengadaan Alat dan perlengkapan Bidang Kesehatan
2. Sembilan Bahan Pokok
3. Obat-obatan kesehatan sehari-hari
4. Penjualan Online
5. Usaha Jaringan WIFI atau LAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar